Parade Kemenangan Liga Premier Liverpool FC dan Kejadian Penabrakan Suporter
Liburan akhir pekan kali ini terasa sangat spesial. Mumpung anak-anak sedang liburan mid-term, kami memutuskan untuk mengunjungi teman di Liverpool. Perjalanan ke sana kami tempuh dengan mobil dan kurang lebih membutuhkan waktu kurang lebih 2.5 jam perjalanan. Kami berangkat dari Birmingham sekitar pukul 8 pagi, dengan terlebih dahulu mengisi BBM. Rute yang kami tempuh cukup sederhana dan nyaman. Dari pusat kota Birmingham, kami mengambil jalur M6 North, kemudian berlanjut ke M62 West menuju Liverpool. Ini adalah perjalanan menggunakan Motorway pertama kali di Inggris, agak nervous dan deg-degan karena selama ini hanya menempuh jalan-jalan dalam kota dan jalan kecil atau kalau di Indonesia seperti jalan antar kabupaten gitu. Motorway itu adalah Highway atau kalau di Indonesia itu seperti jalan arteri besar yang mirip toll, tapi gratis, kalau jalan toll ada sendiri dan berbayar.
Sepanjang perjalanan, pemandangan pedesaan Inggris yang
hijau dan tertata rapi menjadi latar yang menyegarkan mata. Lalu lintas cukup
lancar karena kami berangkat lebih pagi. Jalanan menuju Liverpool kebetulan lancar,
namun jalun M62 dari arah sebaliknya sempat macet panjang di dua titik karena
ada kecelakaan kendaraan. Menjelang masuk ke Liverpool, jalanan ternyata ramai
dan mulai merayap. Nampak beberapa kendaraan membawa atribut Liverpool yang
ditempelkan dan dikeluarkan dari jendela mobil. Ada juga bus dan van yang
membawa supporter Liverpool FC. Ya, benar sekali mereka akan mengikuti acara
pawai kemenangan Liverpool FC yang kebetulan akan dilaksanakan pada hari ini,
sore hari.
Karena jalanan mulai ramai dan macet, perjalanan agak
tersendat menjelang masuk ke kota, serta di dalam kota. Kami pun masuk ke dalam
kota kurang lebih pukul 11.30 pagi. Memasuki kota Liverpool, banyak terlihat
pendukung Liverpool FC berjalan kaki menuju pusat kota, sebagian lainnya
menunggu bus menuju area pawai. Jalanan juga mulai banyak dialihkan oleh
polisi. Kami langsung menuju rumah teman kami yang kebetulan tidak begitu jauh
dari city centre. Parkiran di jalanan komplek juga ramai, kemungkinan juga merupakan
orang-orang yang bertujuan untuk menonton pawai hari ini.
Begitu sampai di rumah sahabat saya, kami langsung
beristirahat sebentar, kemudian sempat makan siang (terima kasih banyak bro!).
Sekitar pukul 12.30 siang kami kemudian pergi menuju lokasi pawai. Kami naik
mobil dari rumah menuju tempat parkiran mobil yang dekat dengan bus stop.
Kebetulan waktu itu hujan, sehingga jalan kaki langsung dari rumah ke bus stop
kemungkinan basah kuyup. Naik mobil sampai ke city centre juga tidak
memungkinkan karena sudah ramai banget dan takutnya susah keluar dari lokasi.
Kami sudah menunggu bus kurang lebih 15 menit, ternyata jadwal bus banyak yang
ngaret karena rute bus banyak diubah dan sepertinya frekuensi berkurang.
Akhirnya kami memutuskan untuk jalan kaki. Sebenarnya tidak terlalu jauh, namun
hujan membuat suasana kurang nyaman untuk jalan kaki.
Setelah kurang lebih berjalan selama 20 menit, akhirnya kami
sampai juga di jalan utama untuk parade. Orang sudah sangat ramai dan mulai
berkumpul. Mayoritas mengenakan baju jersey Liverpool FC dan mengenakan
asesoris lainnya seperti shawl, topi, dan bendera. Banyak juga yang membawa smoke bombs atau flares yang mengeluarkan asap berwana merah-pink sesuai warna official Liverpool FC. Suasana sangat
meriah karena ribuan fans berpakaian merah, lagu-lagu chant menggema di
jalanan, dan bendera-bendera berkibar di mana-mana.
Ini adalah perayaan kemenangan Liverpool FC setelah mereka berhasil menjadi juara Liga Primer Inggris untuk kali ke-20 dalam sejarah klub. Kemenangan ini menandai tonggak penting dalam perjalanan Liverpool sebagai salah satu klub tersukses di Inggris. Parade ini untuk merayakan keberhasilan mereka menjuarai kompetisi domestik tertinggi di Inggris, yaitu Liga Primer, yang merupakan liga paling prestisius di tingkat nasional. Gelar Liga Primer ke-20 ini mengukuhkan posisi Liverpool sebagai klub dengan koleksi gelar liga terbanyak kedua di Inggris, hanya di bawah Manchester United.
Kami terus berjalan mencari lokasi yang cukup nyaman untuk menonton. Agak repot karena saya juga mendorong stroller untuk anak saya yang kecil, sementara itu cuaca sangat mendung, gerimis datang dan pergi. Setelah beberapa kali pindah lokasi, akhirnya kami menemukan salah satu spot yang lumayan nyaman dan jelas untuk melihat parade. Kami berdiri di dekat Albert Docks, tidak jauh dari seberang hotel Hilton. Perlahan suasana menjadi semakin ramai. Orang-orang mulai bernyanyi, menyalakan flares, dan mulai menumpuk di tepi jalan. Cuaca juga tidak ada tanda-tanda akan cerah. Hujan datang dan pergi, sementara kami berdiri menghadap jalan raya, menunggu pawai untuk dimulai. Angin laut juga datang silih berganti, sementara saya lupa membawa jaket, hanya berkaos lengan pendek dan mengencakan celana panjang, dengan diguyur hujan rintik-rintik yang sesekali deras, saya menggigil kedinginan. Payung yang saya genggam tidak cukup untuk menghalangi air hujan membasahi baju karena kami harus berbagi payung untuk berempat. Untung saja anak-anak mengenakan windbreaker yang juga anti air, tapi celana mereka tetap basah.
Setelah dua jam berdiri dan kehujanan, kami mulai merasa lapar. Tidak seperti di Indonesia yang biasanya dipenuhi pedagang asongan saat ada acara ramai seperti ini. Di sini tidak ada satupun pedagang yang menjajakan makanan atau atribut bola. Akhirnya saya mencoba pergi jalan kaki mencari jajanan. Saya pun pergi ke Albert Dock, di sini ternyata ada beberapa stand pedagang yang menjual berbagai makanan. Saat mengantri saya Nampak menggigil kedinginan dan ada salah satu pengunjung yang menyapa “It is cold, innit mate?” saya pun nyengir. Memang dingin banget, terutama karena hujan, berangin, dan saya hanya mengenakan kaos lengan pendek, tanpa jaket, windbreaker, maupun shawl. Akhirnya antrian sampai pada bagian saya. Satu cup cokelat hangat dan French fries menjadi penghangat sore ini. Setelah itu saya segera bergegas ke lokasi berdiri, takut ketinggalan parade.
Sekitar pukul 4 sore, pawai mulai melintas. Kami melihat para pemain Liverpool menaiki bus atap terbuka sambil melambaikan tangan dan membawa trofi. Momen paling emosional tentu saja saat pemain mengangkat trofi di depan kerumunan penggemar. Terdengar teriakan, sorakan, dan air mata bahagia menyatu jadi satu. Di atas bus nampak beberapa pemain utama Liverpool FC, antara lain Mohamed Salah, Dominik Szoboszlai, Curtis Jones, Alisson Becker and Conor Bradley. Momen tersebut terekam dengan sempurna, saat cuaca hujan rintik-rintik dan flare menyala di seluruh penjuru area yang dilengkapi dengan sorak-sorai para fans Liverpool FC sambal melambai-lambaikan tangannya ke para pemain di atas bus.
Pengorbanan berdiri selama kurang lebih empat jam terbayarlah sudah. Meskipun bus para pemain melewati kami hanya sekejap, mungkin tidak lebih dari empat menit, namun pengalaman berada dalam suasana penuh antusias dari para pendukung Liverpool FC menonton parade kemenangan ini tentu saja bukan sesuatu yang bisa ditemui setiap saat. Setelah pengunjung mulai membubarkan diri, kami pun mulai bergegas berjalan dan meninggalkan lokasi. Suasanya sangat riuh. Saat kami beranjak pergi dan sampai menyeberang Old Arch Wall Albert Dock, tiba-tiba ada ambulance yang buru-buru dengan menyalakan sirene melewati kami. Ah mungkin ada kejadian orang pingsan atau sakit karena berlama-lama menunggu parade mulai. Kami pun kembali melanjutkan jalan kaki pulang. Tak lama sejak kami bertemu ambulance tersebut, tiba-tiba dating rombongan mobil polisi, sedan dan van, yang terburu-buru dan menyalakan sirene sebagai tanda sedang ada hal urgent yang dikejar. Ah paling ada tawuran antara supporter yang datang. Gumamku dalam hati.
Sesampainya di rumah, tiba-tiba temanku bilang kalau tadi terdapat kejadian sebuah mobil yang menyeruduk beberapa pengunjung parade. Kami terkaget-kaget dan setengah tidak percaya. Kejadiannya pun tidak jauh dari tempat kami berdiri. Langsung saja kami cek berita dan ternyata diketahui sekitar pukul 18.00 waktu setempat, sebuah insiden mengerikan terjadi di Water Street, pusat kota Liverpool, saat ribuan suporter merayakan parade kemenangan Liverpool FC usai menjuarai Liga Primer Inggris. Seorang pria bernama Paul Doyle (53), mantan anggota Royal Marine asal West Derby, dengan sengaja menyeruduk kerumunan menggunakan mobil minivan Ford Galaxy yang dibajaknya, menabrak puluhan orang di tengah suasana pesta. Akibatnya, lebih dari 50 orang mengalami luka-luka dengan beberapa korban terjepit di bawah kendaraan dan harus dievakuasi oleh petugas darurat. Kami pun gemetaran karena jarak lokasi kejadian ternyata tidak jauh dari tempat kami berdiri menunggu parade. Sungguh mengerikan! Hari ini sungguh melelahkan, setelah perjalanan jauh berkendara dan langsung menonton parade dengan berdiri berjam-jam dibawah guyuran hujan, ditambah dengan berita kejadian tersebut, badan rasanya capek banget. Saatnya istirahat, besok lanjut ke Stadion Anfield, markas Liverpool FC.
Bersambung: Hari kedua.